Ulangan Harian Pakai LJK, Tenaga Pengajar Doktor dan Magister
"SEMUA Tidak Instan, harus ada proses kalau sesuatu yang instan hasilnya pasti kurang baik," begitu kata Kepala MAN Insan Cendekia (MAN-IC) Suwardi.MPd, saat ditanya prestasi yang diraih MAN Cendekia selama ini, terutama prestasi akademik, yang tiap tahun dalam Ujian Nasional, siswa MAN Cendekia pasti nilainya diatas rata-rata, dan lulusnya 100 persen.
Jitro Paputungan
WAJAR Kalau MAN INsan Cendekia memiliki segudang prestasi dalam hal akademik, sekolah ini selain fasilitas yang super lengkap, didukung dengan tenaga guru yang sebagian besar Strata 2 (Magister), jam belajar lebih banyak, dan pembinaanya yang tidak instan. Artinya pembinaan yang dilakukan 24 jam terhadap siswa selama 3 tahun belajar di MAN-IC. Di Sekolah ini, siswanya sudah dibiasakan dengan sistem Ujian Nasional (UN), saban kali melakukan ujian (ulangan) harian, lembar jawabannya adalah Lembar Jawaban Komputer (LJK) mirip yang digunakan saat UN. LJK ini kemudian diperiksa tidak dengan manual, tapi dengan komputerisasi. LJK hasil ulangan harian tersebut discan seperti sistem pemeriksaan hasil UN. "Kami memiliki alat scanernya, jadi setiap kali ulangan harian,atau ulangan semester hasilnya kita scaner karena menggunakan LJK," ungkap Suwardi sambil menunjuk alat scaner yang berada di ruang akademik MAN-IC. Hasil ulangan harian, berapapun angkanya langsung ditempel keesokan harinya pada papan pengumuman, sehingga para siswa bisa langsung mengetahui nilai ulanganya. "Berapa saja, nilainya dibawah pun kita tempel. Itu untuk motivasi siswa, ujian berikut jangan dapat nilai dibawah lagi karena semua akan lihat," jelas Suwardi.
Dengan begitu untuk Ujian Nasional, para siswa tidak kebingunan lagi menggunakan sistem LJK karena telah terbiasa sejak awal masuk MAN-IC. Pembiasaan penggunaan LJK hanya salah satu bagian yang dilakukan MANIC untuk persiapan Ujian Nasional, MAN-IC juga rutin melakukan try out bagi siswa kelas III, termasuk juga ada pengayaan. Yang menarik dan mungkin yang berbeda dengan sekolah lain adalah kebijakan MAN-IC menggunakan akhir semester (Semester genap untuk kelas III) full untuk persiapan UN. "Selama satu semster itu kita gunakan untuk mereviw pelajaran-pelajaran kelas satu dan dua," ungkap Suwardi.
Sedangkan untuk penunjang akademik, seperti SDM, di MAN Insan Cendekia saat ini telah ada satu guru S3 (doktor) dan tiga lainya sedang studi S3, sedangkan untuk Magister telah ada 28 orang, tersisah tinggal ada 13 orang guru yang masih S1,"Kedepan memang target kita tidak ada lagi guru S1, masa ngajar SD saja sudah s1, yang SMA juga S1," kata Suwardi. SDM yang menunjang dan profesional maka hasil out put pasti akan baik, guru-guru di MAN-IC semuanya menikmati profesinya masing-masing sehingga tidak ada guru yang tidak konsen saat mengajar. Semua guru dan siswa di asramakan, sehingga pembinaan 1x24 jam, pembinaan siswa tidak maraton saat kelas tiga tapi sejak awal masuk MANIC. Siswa harus terbiasa dengan dunia MANIC yakni bagun pagi dengan belajar saat akan tidur pun sedang belajar. Aktivitas MANIC dimulai pukul 04.00 dini hari setiap hari, jam segitu siswa wajib bangun untuk Sholat Subuh dan Tadarus, sedangkan sebelum belajar di dalam kelas pukul 06.30 siswa wajib Tahfidz kurang lebih setengah jam, pukul 07.00 sampai 15.15 adalah proses belajar mengajar, sedangkan istrahat sholat dan makan (Ishoma) hanya sekali dengan waktu 15 menit usai jam 12 siang. Jam 15.15 sampai 16.00 adalah waktu untuk Sholat Ashar, jam 4 sore sampai sebelum Magrib siswa melakukan Bimbingan belajar, Klinik Mata Pelajaran dan kegiatan Mandiri. "Klinik mata pelajaran untuk mereka (siswa) yang kesulitan belajar saat didalam kelas hari itu. Siswa harus berkonsultasi dengan guru klinik mata pelajaran untuk memecahkan kesulitan, seperti mungkin rumusan matematika yang terasa sulit sehingga esoknya sudah bisa lagi," ujar Suwardi. Pukul 18.00 sampai 19.15 siswa Sholat Magrib, Kajian Kitab, Sholat Isya dan makan malam, pukul 20.00 sampai sebelum tidur siswa belajar mandiri di Asrama. "MANIC memang bertujuan menciptakan calon pemimpin yang unggul, otak jerman dan hati Makkah," ujarnya.
Yang menarik juga di sekolah ini adalah pembinaan usai dinyatakan lulus UN, Sekolah tidak begitu saja lepas tanggungjawab, tapi masih dilakukan pembinaan khusus untuk masuk perguruan tinggi. Jangan heran, sudah dengan nilai yang diatas rata-rata para siswa lulusan MANIC juga banyak diterima pada perguruan tinggi bonavit ditanah air dan manca negara. "Karena kita lakukan pembinaan khusus masuk PT, dan itu gratis," Suwardi. Lulusan tahun ini sudah 11 orang yang langsung diterima di Universitas Indonesia, sedangkan tahun sebelumnya lulusan MANIC diterima pada Universitas di Malaysia, Japan, dan Inggris. Selaian prestasi ujian nasional, selama belajar para siswa juga berhasil mengangkat dunia pendidikan Gorontalo dan republik ini ke dunia international, seperti pertukaran pelajar Indonesia - Japan tahun 2009, bea siswa penelitian Biokimia di NTU Singapura, serta bulan depan akan diutus satu siswa MANIC untuk mengikuti Olimpiade Dunia di Taiwan. Untuk prestasi tingkat nasional, sekolah yang berkampus di Bone Bolango ini berhasil meraih Medali Perunggu pada OSN 2007 (bidang ekonomi), Medali Emas OSN bidang Kebumian (tahun 2008), Perunggu bidang Komputer (OSN 2008) dan Perunggu Bidang Ekonomi (OSN 2008). "Selaian akademik pembinaan lain juga ada, seperti Olahraga, Keagamaan, dan pengembangan bakat seni," jelas Suwardi. Lulusan IKIP Malang tahun 1993 ini menambahkan, sekolah yang dipimpinya sudah lama mengantongi Sekolah Berstandar Internatioal (SBI). SBI tidak sekedar linguistik (bi lingual), tapi konten untuk penguasaan isi pembelajaran. "Sebab kalau hanya bahasa, ditakutkan siswa nggak ngerti. Jadi konten, fokus pada pengusaan pelajaran. Bahasa itu hanya sebagai alat komunikasi," ###
"SEMUA Tidak Instan, harus ada proses kalau sesuatu yang instan hasilnya pasti kurang baik," begitu kata Kepala MAN Insan Cendekia (MAN-IC) Suwardi.MPd, saat ditanya prestasi yang diraih MAN Cendekia selama ini, terutama prestasi akademik, yang tiap tahun dalam Ujian Nasional, siswa MAN Cendekia pasti nilainya diatas rata-rata, dan lulusnya 100 persen.
Jitro Paputungan
WAJAR Kalau MAN INsan Cendekia memiliki segudang prestasi dalam hal akademik, sekolah ini selain fasilitas yang super lengkap, didukung dengan tenaga guru yang sebagian besar Strata 2 (Magister), jam belajar lebih banyak, dan pembinaanya yang tidak instan. Artinya pembinaan yang dilakukan 24 jam terhadap siswa selama 3 tahun belajar di MAN-IC. Di Sekolah ini, siswanya sudah dibiasakan dengan sistem Ujian Nasional (UN), saban kali melakukan ujian (ulangan) harian, lembar jawabannya adalah Lembar Jawaban Komputer (LJK) mirip yang digunakan saat UN. LJK ini kemudian diperiksa tidak dengan manual, tapi dengan komputerisasi. LJK hasil ulangan harian tersebut discan seperti sistem pemeriksaan hasil UN. "Kami memiliki alat scanernya, jadi setiap kali ulangan harian,atau ulangan semester hasilnya kita scaner karena menggunakan LJK," ungkap Suwardi sambil menunjuk alat scaner yang berada di ruang akademik MAN-IC. Hasil ulangan harian, berapapun angkanya langsung ditempel keesokan harinya pada papan pengumuman, sehingga para siswa bisa langsung mengetahui nilai ulanganya. "Berapa saja, nilainya dibawah pun kita tempel. Itu untuk motivasi siswa, ujian berikut jangan dapat nilai dibawah lagi karena semua akan lihat," jelas Suwardi.
Dengan begitu untuk Ujian Nasional, para siswa tidak kebingunan lagi menggunakan sistem LJK karena telah terbiasa sejak awal masuk MAN-IC. Pembiasaan penggunaan LJK hanya salah satu bagian yang dilakukan MANIC untuk persiapan Ujian Nasional, MAN-IC juga rutin melakukan try out bagi siswa kelas III, termasuk juga ada pengayaan. Yang menarik dan mungkin yang berbeda dengan sekolah lain adalah kebijakan MAN-IC menggunakan akhir semester (Semester genap untuk kelas III) full untuk persiapan UN. "Selama satu semster itu kita gunakan untuk mereviw pelajaran-pelajaran kelas satu dan dua," ungkap Suwardi.
Sedangkan untuk penunjang akademik, seperti SDM, di MAN Insan Cendekia saat ini telah ada satu guru S3 (doktor) dan tiga lainya sedang studi S3, sedangkan untuk Magister telah ada 28 orang, tersisah tinggal ada 13 orang guru yang masih S1,"Kedepan memang target kita tidak ada lagi guru S1, masa ngajar SD saja sudah s1, yang SMA juga S1," kata Suwardi. SDM yang menunjang dan profesional maka hasil out put pasti akan baik, guru-guru di MAN-IC semuanya menikmati profesinya masing-masing sehingga tidak ada guru yang tidak konsen saat mengajar. Semua guru dan siswa di asramakan, sehingga pembinaan 1x24 jam, pembinaan siswa tidak maraton saat kelas tiga tapi sejak awal masuk MANIC. Siswa harus terbiasa dengan dunia MANIC yakni bagun pagi dengan belajar saat akan tidur pun sedang belajar. Aktivitas MANIC dimulai pukul 04.00 dini hari setiap hari, jam segitu siswa wajib bangun untuk Sholat Subuh dan Tadarus, sedangkan sebelum belajar di dalam kelas pukul 06.30 siswa wajib Tahfidz kurang lebih setengah jam, pukul 07.00 sampai 15.15 adalah proses belajar mengajar, sedangkan istrahat sholat dan makan (Ishoma) hanya sekali dengan waktu 15 menit usai jam 12 siang. Jam 15.15 sampai 16.00 adalah waktu untuk Sholat Ashar, jam 4 sore sampai sebelum Magrib siswa melakukan Bimbingan belajar, Klinik Mata Pelajaran dan kegiatan Mandiri. "Klinik mata pelajaran untuk mereka (siswa) yang kesulitan belajar saat didalam kelas hari itu. Siswa harus berkonsultasi dengan guru klinik mata pelajaran untuk memecahkan kesulitan, seperti mungkin rumusan matematika yang terasa sulit sehingga esoknya sudah bisa lagi," ujar Suwardi. Pukul 18.00 sampai 19.15 siswa Sholat Magrib, Kajian Kitab, Sholat Isya dan makan malam, pukul 20.00 sampai sebelum tidur siswa belajar mandiri di Asrama. "MANIC memang bertujuan menciptakan calon pemimpin yang unggul, otak jerman dan hati Makkah," ujarnya.
Yang menarik juga di sekolah ini adalah pembinaan usai dinyatakan lulus UN, Sekolah tidak begitu saja lepas tanggungjawab, tapi masih dilakukan pembinaan khusus untuk masuk perguruan tinggi. Jangan heran, sudah dengan nilai yang diatas rata-rata para siswa lulusan MANIC juga banyak diterima pada perguruan tinggi bonavit ditanah air dan manca negara. "Karena kita lakukan pembinaan khusus masuk PT, dan itu gratis," Suwardi. Lulusan tahun ini sudah 11 orang yang langsung diterima di Universitas Indonesia, sedangkan tahun sebelumnya lulusan MANIC diterima pada Universitas di Malaysia, Japan, dan Inggris. Selaian prestasi ujian nasional, selama belajar para siswa juga berhasil mengangkat dunia pendidikan Gorontalo dan republik ini ke dunia international, seperti pertukaran pelajar Indonesia - Japan tahun 2009, bea siswa penelitian Biokimia di NTU Singapura, serta bulan depan akan diutus satu siswa MANIC untuk mengikuti Olimpiade Dunia di Taiwan. Untuk prestasi tingkat nasional, sekolah yang berkampus di Bone Bolango ini berhasil meraih Medali Perunggu pada OSN 2007 (bidang ekonomi), Medali Emas OSN bidang Kebumian (tahun 2008), Perunggu bidang Komputer (OSN 2008) dan Perunggu Bidang Ekonomi (OSN 2008). "Selaian akademik pembinaan lain juga ada, seperti Olahraga, Keagamaan, dan pengembangan bakat seni," jelas Suwardi. Lulusan IKIP Malang tahun 1993 ini menambahkan, sekolah yang dipimpinya sudah lama mengantongi Sekolah Berstandar Internatioal (SBI). SBI tidak sekedar linguistik (bi lingual), tapi konten untuk penguasaan isi pembelajaran. "Sebab kalau hanya bahasa, ditakutkan siswa nggak ngerti. Jadi konten, fokus pada pengusaan pelajaran. Bahasa itu hanya sebagai alat komunikasi," ###